Thursday, May 12, 2016

SALAH ARAH

Dimuat di Solopos, April 2016

            Siang itu Jon Koplo yang berprofesi sebagai seorang guru di sebuah sekolah di Purwantoro, daerah timur Wonogiri baru saja selesai dari seminar di sebuah hotel di Solo. Karena ia tidak membawa kendaraan sendiri, Jon Koplo harus menumpang bis yang menuju Wonogiri timur. Padahal saat menunggu bis di emperan toko, hujan sudah turun.
            Dengan wajah yang kuyu karena lelah mengikuti seminar sejak pagi, dan harus kena tempias hujan, Jon Koplo melamun membayangkan kalau saja ia punya mobil pribadi setelah melihat mobil-mobil yang berlalu lalang di depannya.
            “Wah enak tenan kalau punya mobil sendiri, hujan tidak kehujanan. Panas tidak kepanasan.” Jon Koplo menggumam sendirian.
            Lamunan indahnya itu segera lenyap saat bis datang. Buru-buru Jon Koplo naik ke dalam bis agar segera duduk dan tidak kehujanan lagi. Begitu ada kursi kosong, ia langsung saja menghempaskan pantatnya dengan helaan napas lega. Padahal tadi ia khawatir tidak dapat tempat duduk.
            Dan kelegaannya bertambah berlipat-lipat saat disadarinya ia ternyata satu tempat duduk dengan seorang perempuan yang dilihatnya begitu cantik.
            “Wah, pahala itu didapat sesuai amal perbuatannya,” pikirnya sambil mesam-mesem sendiri.
            Untungnya lagi, setelah bergelut dengan pikirannya tentang bagaimana cara mengawali obrolan dengan perempuan di sebelahnya itu, Jon Koplo akhirnya ia bisa berkenalan, sebut saja namanya Lady Cempluk.
            Jon Koplo sangat bahagia saat itu, lupa akan kesedihannya mengikuti seminar yang baginya membosankan dan harus menunggu bis di emperan toko diiringi tempias hujan.
            Obrolan pun mengalir diselingi tawa Koplo yang sebenarnya tidak enak di dengar. Bis yang sudah sampai kota Wonogiri pun tidak disadari oleh Koplo yang sedang asyik dengan kenalan barunya. Ia juga bercerita dengan bangga kalau ia adalah seorang guru yang sudah sertifikasi. Sementara Lady Cempluk menimpalinya dan membuat membumbung hati Jon Koplo.
            Obrolan Jon Koplo yang pada awalnya rikuh, menjadi cair sebab Lady Cempluk juga membuka hati untuk sebuah obrolan. Sampai pada akhirnya tema obrolan Jon Koplo habis, hanya diam diantara mereka. Tapi itu tak membuat sedih Jon Koplo karena bersebelahan dengan perempuan cantik.
            Bis pun melaju, sesekali kondektur bis berteriak-teriak, “Praci, Pracimantoro!”
            Jon Koplo pun kaget, bukannya apa-apa. Daerah Pracimantoro adalah daerah di Wonogiri sebelah selatan, dan seharusnya Jon Koplo naik bis jurusan Purwantoro, daerah Wonogiri sebelah timur.
            “Mbak, bukannya bis ini menuju Purwantoro?” tanya Jon Koplo dengan muka pucat pasi.
            Lady Cempluk yang ditanya senyum menahan tawa melihat muka bingung Jon Koplo, “Mas Jon tidak dengar sejak di Solo tadi, kondektur selalu teriak-teriak Pracimantoro?”
            Sontak Jon Koplo berdiri dan berlari menuju pintu keluar, “Pak, pak.. berhenti. Saya turun di sini!”
            Tom Gembus yang jadi kondektur bingung, “Lho, tadi bayarnya sampai Praci.”
            “Tidak pak, saya mau ke Purwantoro.”
            “Oh, duduk sama cewek cantik, jadi salah arah ya.” Tom Gembus tertawa sambil mempersilahkan Jon Koplo turun dari bis.
            Padahal bis, telah jauh menuju ke selatan.

Wonogiri, 6 Maret 2016          17.15 WIB

DANANG FEBRIANSYAH

Bendo RT. 002 RW. 002, Ds. Ngaglik, Kec. Bulukerto, Kab. Wonogiri, 57697

No comments: