Saturday, December 26, 2015

LELAKI YANG BERSELIMUT


https://i2.wp.com/www.koranmuria.com/wp-content/uploads/2015/11/art-bed-black-and-white-couple-Favim.com-1776983.jpg
Cerpen : Danang Febriansyah, dimuat di KORAN MURIA, Minggu, 22 November 2015
Kaca jendela kamar perlahan mengembun seiring dengan makin derasnya hujan yang turun. Pada musim hujan, banyak orang yang lebih suka menikmati minuman hangat di dalam kamar saat senja seperti ini.
Ketika sore datang tadi, Galit beranjak pulang dari sawah karena langit sudah gelap tertutup mendung. Dan ketika rintik hujan mulai turun, dia masih dalam perjalanan menuju rumahnya. Sesampainya di rumah, dia langsung membersihkan diri dan seperti kebanyakan tetangganya, dia juga menuju kamar untuk menyelimuti tubuhnya.
Istrinya, Wari terlihat duduk di depan meja rias sambil memegang handphone dan jari jemarinya terlihat menuliskan sesuatu di sana saat Galit masuk kamar. Wari tidak memperhatikan suaminya yang kini sudah berselimut mengusir dingin.
“Tolong, buatkan aku susu cokelat panas,” kata Galit sambil membetulkan letak selimut agar sempurna menutupi tubuh.
Wari masih terlihat sibuk mengetik di handphone, seperti tidak mendengar apa yang dikatakan Galit. Suara rintik hujan yang menerpa genteng dan titik-titik hujan yang berleleran di kaca jendela kamar mungkin membuat Wari tidak mendengar suara Galit.
Lelaki dalam selimut itu teringat padi-padi di sawah yang mulai menguning, ada yang mengganjal di hati ketika menghubungkan dengan acara televisi yang dilihatnya semalam.
“Apakah padi yang makin berisi makin menunduk itu ibarat yang tepat untuk orang yang makin tua makin rendah hati?” Galit tersenyum, ingatannya masih terlempar pada acara televisi yang dilihatnya semalam.
Lelaki itu melihat istrinya yang tersenyum, dia merasakan apa yang dikatakannya itu mendapat apresiasi dari Wari.
“Kamu ingat acara televisi semalam? Pembawa acara begitu yakin bahwa ungkapan seperti itu salah kaprah. Dia mengatakan bahwa padi yang makin berisi makin menunduk itu tidak tepat sebagai ibarat untuk orang yang makin tua makin rendah hati. Dia tidak setuju karena setelah menunduk, padi akan di babat habis.” Galit menjelaskan panjang lebar.
Wari mengangguk dan tersenyum sambil memandang layar handphone. Kemudian charger dicolokkan pada stop kontak. Dia menengok sebentar pada suaminya di tempat tidur.
“Kamu mau susu cokelat? Wari menawarkan minuman kegemaran suaminya.
“Aku tadi sudah minta tolong begitu,” jawab Galit pelan. Dia juga mengangguk pada Wari.
Suara handphone terdengar sekali, namun cukup membuat Wari yang hendak berdiri kembali duduk dan melihat apa yang ada di handphone itu. Pikiran Galit masih terganjal oleh ungkapan yang dikatakan tadi.
“Memang benar kata pembawa acara itu, padi yang menunduk akan segera dibabat, itu artinya dipanen dan bermanfaat untuk banyak orang. Itu tidak dapat mengartikan bahwa orang yang makin tua makin rendah hati akan menjadi sia-sia. Sama sekali tidak.” Galit meneruskan kata-kata dalam pikirannya.
Langit yang tertutup mendung kini gelap sempurna seiring malam yang telah hadir sejak beberapa saat yang lalu, Angin yang berembus makin terasa dinginnya. Kaca jendela yang basah juga akan terasa dingin jika disentuh.
“Apa kamu pernah merasa sia-sia setelah kamu melakukan hal yang bermanfaat?” Galit tersenyum. “Tidak ‘kan?” Dilihatnya Wari menggeleng.
Galit lalu mengambill kertas dan pensil dari meja di samping tempat tidur. Dia menuliskan sesuatu di kertas itu. Selimutnya yang turun ditarik agar kembali menutup sampai dadanya. Lelaki itu merasakan dingin hingga dia menggigil, meski badan bagian luarnya jika disentuh terasa panas.
“Mungkin karena kehujanan tadi sore,” batin Galit menduga.
Tapi sejenak kemudian Galit keluar dari selimut dan melangkah keluar kamar. Dia berjalan menuju dapur untuk membuat secangkir susu cokelat panas. Sesampainya di dapur, dia melihat pintu belakang belum terkunci. Gali membuka pintu dan melihat suasana belakang rumahnya yang temaram karena cahaya bohlam.
Kilat menyambar di sela hujan yang turun. Matanya kini terpaku pada seekor kucing yang meringkuk di tepian rumahnya dengan tubuh yang basah. Kucing belang hitam-putih itu menempel di dinding rumah untuk menghindari air hujan, meski percikan air dari tanah tetap mengenai bulu-bulunya.
Galit beradu pandang dengan kucing belang itu. Sorot mata kucing seakan bicara padanya minta tempat berteduh. Galit ingat, itu kucing yang selalu dia usir karena selalu masuk rumah dan naik ke meja makan untuk mencuri makanan.
Melihat keadaan kucing yang basah kuyup itu, Galit merasa kasihan. Seperti merasakan kesendirian yang sama di malam itu. Dia mengambil kucing belang dan di bawa masuk rumah, lalu diletakkan di keset dekat pintu belakang. Galit mengambil sedikit nasi dan ikan asin di meja makan untuk diberikan pada kucing belang yang kedinginan itu.
Kucing belang itu langsung menyantap hidangan pemberian Galit dan membuat Galit merasa lapar juga, Galit mengambil menu serupa dan duduk di lantai lalu makan di depan kucing itu.
 
“Oh ya, kamu pasti mau susu hangat? Biar aku buatkan.” Galit berdiri sesaat setelah kucing mengeong dan menatapnya, seakan menjawab pertanyaannya.
Dia lalu membuat susu cokelat hangat. Semangkok dihidangkan untuk kucing belang yang kedinginan, secangkir buatnya sendiri yang juga merasa kedinginan. Kucing belang kemudian meminum semangkok susu cokelat dengan lahap.
“Kamu merasa hangat sekarang?”
Kucing belang mengeong, membuat Galit tersenyum merasa pertanyaan sederhananya diperhatikan.
Galit meneruskan makan malamnya, sementara kucing belang yang sudah habis makanannya kini menjilat-jilat bulu-bulunya yang basah. Galit masih merasa dingin, namuan dia seperti menemukan kembali sesuatu yang hilang.
“Katanya kamu punya Sembilan nyawa? Benarkah?” Galit mengelus kepala kucing belang setelah habis makanannya.
Kucing itu mengeong perlahan lalu matanya terpejam, menikmati belaian Galit di kepalanya.
“Tapi aku tidak percaya, kalau ini untuk mengatakan kamu punya daya tahan tubuh yang kuat, bolehlah. Tapi kalau ini memang keadaan yang sebenarnya tentang dirimu, itu hanya omong kosong saja.”
Galit sekali lagi mendengar kucing itu mengeong. Dia merasakan kucing itu menjawab pertanyaan dan pernyataannya.
“Mungkin karena itu pula, kamu disakralkan banyak orang, punya Sembilan nyawa.” Galit tertawa, merasakan ada hal yang lucu. “Tapi kalau saat ini nyawamu sudah hilang delapan, artinya kamu tinggal punya satu nyawa, lalu mati,” tawa Galit makin riang, hanya dijawab suara kucing belang yang mengeong.
“Ah susu cokelatmu sudah habis. Tidurlah kamu di sini. Malam ini aku berbaik hati padamu.” Galit mengambil kain bekas dan menyelimuti tubuh kucing belang. “Tapi besok kamu harus pergi. Kalau kamu masih mencuri makanan di meja makanku lagi, seperti biasa, aku akan mengusirmu dengan sapu. Seperti kemarin-kemarin,” lanjut Galit.
Dia lalu meninggalkan kucing belang di atas keset berselimut kain bekas. Kucing belang kemudian meringkuk sambil menjilati tubuhnya sendiri. Merasa kenyang dan cukup hangat.
Galit mencuci tangan dan membuat secangkir susu hangat lalu di bawa ke kamar untuk diberikan pada istrinya.
Sesampainya di kamar, Wari masih di depan meja rias dengan handphone di tangan, charger masih tersambung ke stop kontak.
Wari seakan mencintai handphone baru itu. Handphone yang diberikan Galit padanya sebagai hadiah ulang tahun, sebagai tanda cinta dari seorang suami pada istrinya. Galit senang pemberiannya dimanfaatkan dengan baik oleh Wari. Meski Galit merasa ada yang tergerus semenjak Wari sibuk dengan handphone baru itu.
Wari tidak memperhatikan Galit yang sudah masuk kamar lagi, bahkan mungkin tidak tahu kapan suaminya itu keluar kamar.
“Ada kucing kedinginan, tubuhnya basah oleh hujan,” kata Galit sabil meletakkan secangkir susu cokelat di dekat Wari. “Tapi sudah kubawa masuk, sekarang tidur di keset dekat pintu belakang.”
“Sukurlah,” kata Wari singkat tanpa memperhatikan secangkir susu cokelat di dekatnya.
Galit mengambil minyak kayu putih di laci meja. Mengoleskannya pada kening, dada dan perutnya. Rasa dingin makin menggila, Galit makin menggigil dan segera kembali berselimut di tempat tidur.
Dia membaca coretannya di kertas, dan teringat tentang ganjalan di hati yang dikatakan pada Wari tadi sebelum keluar kamar.
“Sekarang bagaimana? Tetap berdiri pongah dan tidak ada yang memperhatikan atau berisi dan menunduk namun berguna bagi orang lain?”
Wari diam. Hujan mungkin mengurangi volume suara Galit yang membuat Wari tidak mendengar, begitulah yang dipikirkan Galit. Dia lalu menuliskan sesuatu di kertas lagi lalu menarik selimut hingga ke lehernya.
“Bahagiamu adalah alasanku, Wari,” gumamnya sambil tersenyum melihat istrinya terlihat bahagia dengan handphone barunya.
“Waktuku telah tiba, hujan sebentar lagi reda.” Galit masih tersenyum saat melihat cahaya memendar menghampirinya, yang membuat dia terpejam.
Malam menapak perlahan bersamaan dengan hujan yang telah reda. Dilihatnya jam di dinding, telah lama dia duduk di depan meja rias. Seakan dia tersadar bahwa dia tidak lagi mendengar celotehan suaminya.
“Apa yang kuperhatikan hingga perhatian yang nyata tak kuperhatikan?” Wari melihat secangkir susu cokelat di dekatnya, menyesapnya sedikit namun minuman itu telah dingin.
Dilihatnya Galit lelap di tempat tidur. Wari kemudian berdiri, berniat menyiapkan makan malam di dapur. Namun ketika membuka tudung saji, hanya ada satu porsi, itu artinya suaminya sudah makan malam, entah kapan Wari tidak ingat.
Hanya ingat sekilas bahwa ada kucing belang yang meringkuk di dekat pintu belakang. Namun hanya keset yang dilihatnya.
Wari mengernyitkan dahinya, benarkah ada kucing belang yang diselamatkan Galit? Bukankah Galit selalu membenci kucing?
Pertanyaan itu kemudian dibawanya ke kamar untuk minta penjelasan pada Galit. Dibangunkannya Galit dari tidur, digoyangkan tubuh Galit, namun tak ada reaksi. Pertanyaan kembali muncul di hatinya. Tidak biasanya suaminya itu tidur tanpa dengkur. Kemana hilangnya dengkuran Galit?
Wari termenung menatap Galit dan menyadari bahwa Galit memang tidak akan lagi berceloteh seperti celotehan yang tidak dia perhatikan tadi. Sekejap dia memeluk tubuh suaminya sambil berteriak histeris.
“Tuhan, kembalikan celotehan Galit,” keluh Wari dan kembali berusaha membangunkan Galit, berharap suaminya itu hanya tertidur.
Matanya tertuju pada kertas dengan coretan di samping Galit dan Wari berusaha membaca tulisan yang tidak bagus itu.
“Seperti kamu mencintai hadiah ulang tahunmu, cintaku lebih dari sekedar itu.”
Hujan dari matanya kemudian turun begitu deras. Wari luruh.

http://www.koranmuria.com/2015/11/22/22967/lelaki-yang-berselimut.html

Wednesday, December 9, 2015

REVIEW BUKU : NOVEMBER 2015 "KELILING DUNIA DARI TEMPAT DUDUK"



MEMASUKI BUDAYA BEBERAPA NEGARA DARI SATU TEMPAT

Hanya dengan duduk dan sesekali ke dapur untuk sekedar membuat secangkir kopi, telah kumasuki beberapa negara, beberapa hanya dalam dua hari saja. Ke Jepang menonton konser atau berkenalan dengan artis K-Pop dan menyelami kehidupan cinta mereka.
November kemarin juga telah kujelajahi masa lampau tanpa mesin waktu. Kuikuti seseorang dari masa lalu yang kemudian mendirikan sebuah wilayah yang kini dikenal dengan tanah Minang. Atau kembali ke Bali setelah 2010 kemarin, melihat festival sastra dan menikmati budaya Bali. Bahkan berpetualang menjadi backpacker untuk bisa Umrah dan naik Haji.
Bukan mesin waktu, bukan menggunakan pesawat. Hanya dengan sebuah benda hebat bernama : Buku. Melalui buku-buku dari Penerbit Diva Press Jogja, aku melanglang buada dan berkenalan dengan tokoh-tokoh inspiratif di Indonesia.
Aku membaca, menjelajahi ruang dan waktu dan mengikuti kehidupan-kehidupan tempat lain dengan membaca. Dan inilah beberapa buku yang sempat kubaca pada bulan November 2015 kemarin :

1.         MARAJO, Amran S.N.

Dari sinilah kisah Minang dimulai, sebagai putra bungsu Iskandar Zulkarnain dari selir kesayangannya, Marajo bersama ibu dan dua saudaranya diusir, dikejar-kejar oleh para pemberontak yang telah berhasil menumpaskan sang raja. Melanglang buana, mengarungi samudera dan dibajak oleh bajak laut yang kemudian memisahkan mereka – kelak mereka menemukan takdirnya masing-masing.
Marajo, bersama seorang saudaranya berguru hingga mereka pun kemudian dipisahkan oleh sebuah pertempuran saat mencari tanaman kusuma wijaya bersama gurunya. Hingga Marajo menikah dengan seorang gadis dalam petualangannya setelah menumpaskan penjahat-penjahat di sebuah wilayah.
Kini saudaranya menjadi raja di China, dia memerintah dengan otoriter. Marajo berusaha menyadarkan namun kalah dalam sebuah pertempuran. Marajo kembali berlayar, sampai ke Asia Tenggara, berlabuh di Singapura sebelum disarankan untuk ke pulau Sumatera. Dan di wilayah yang kini bernama Minang, Marajo tinggal.

2.         MATAHARIKU INDONESIAKU!, Charles Adi Prasodjo

Mengenal 7 tokoh Insonesia yang inspiratif, Jokowi, Anis Baswedan, Abraham Samad, Dahlan Iskan, Mahfud MD, budayawan Sudjiwo Tedjo dan Denny Indrayana.
Anis Baswedan dan Abraham Samad merupakan tokoh muda yang berkualitas di Indonesia, sebagaimana Sudjiwo Tedjo, sang dalang yang cerdas.
Seperti buku-buku biografi yang pernah kubaca bulan lalu, buku ini berkisah tentang beberapa mereka dari sudut pandang yang sama seperti Dahlan Iskan dan mahfud MD, berbeda dari buku Siti Nasyiah yang mengupas Dahlan Iskan dari sudut pandang seorang anak buah kepada bosnya dengan cara yang unik.

3.         JADI BENCI MEROKOK DENGAN TERAPI ASMAUL HUSNA, Ibnu Abdullah Aliman

Bagi yang ingin berhenti merokok, tidak ada salahnya mencoba terapi alternatif ini, sekaligus mengenal nama-nama Allah dan menghafalnya. Dengan pendekatan agama, semoga kesehatan yang diidamkan dengan berhenti merokok akan tercapai. Tentu dengan usaha dan doa yang tak kenal putus.

4.         INVES EMAS, KAYA SELANGIT!, Agus N. Cahyo

Nah, ini buku pedoman investasi yang menarik. Memang tidak pernah rugi untuk berinvestasi emas asal tahu trik dan tipsnya dengan benar. Emas jenis apa yang pas untuk dibuat investasi jangka pendek, menengah atau jangka panjang.
Dalam buku ini ditulis lengkap beserta prediksi kenaikan emas hingga beberapa tahun mendatang dan ilustrasi apa yang kita dapat jika berinvestasi emas.
Emas batangan adalah jenis emas yang paling banyak untungnya untuk investasi jangka panjang karena memiliki banyak kelebihan, meski ada juga kekurangan investasi jenis emas ini.
Dengan buku ini kita tahu langkah apa yang kita lakukan untuk masa depan perekonomian kita sendiri.

5.         “JALAN-JALAN TIKUS” BISA UMRAH/HAJI, M. Sanusi

Lupakan ini baik atau tidak. Karena bisa jadi cara ini mengundang kontroversi. Tapi bagaimanapun juga dalam buku ini dikupas bagaimana naik haji cara paling ekonomis, asal tahu triknya.
Sebagai backpacker tentu harus tahu ilmu naik haji dalam buku ini. Tidak perlu menunggu puluhan tahun umtuk bisa naik haji, tidak butuh biaya puluhan juta untuk sekedar bisa naik haji cepat menggunakan ONH Plus. Tapi cara “nekat” dan berani adalah modal awalnya.
Mulai dari pembuatan paspor dan visa, perjalanan, hingga bagaimana kita menginap tertulis lengkap dalam buku ini, melalui “jalan-jalan tikus” yang tidak semua orang tahu kita bisa naik haji cara “backpacker”.
Tidak hanya itu, estimasi biaya untuk naik haji juga masuk dalam beberapa halaman buku ini, tentunya jauh lebih murah dan lebih cepat dari cara naik haji yang kita ketahui selama ini.

6.         AS SWEET AS BLACKBERRY, Sienta Sasieka Novel

Novel teenlit bersetting Kota Bandung. Khas remaja kota dengan gaya hidup hedonism. Dengan tutur kata yang ringan dan mengalir, tidak berat merupakan khas anak muda, khususnya jaman SMA.
Bercerita seorang cewek yang galau dan kemudian memiliki tetangga baru yang salah satu anggota keluarganya adalah cowok seusianya, yang kebetulan juga pindah sekolah di SMA yang sama.
Kesan pertama yang buruk ternyata terus terbawa sampai akhirnya mereka jadian. Diselingi intrik cinta segitiga dengan artis, kisah ini begitu menggemaskan. Dengan bumbu jokes segar yang ditulis Sienta Sasyika Novel, tokoh cewek dengan nama yang sama dengan penulis ini jangan harap akan membosankan.

7.         HARU NO HANA, KITA TERPISAHKAN OLEH EGO, Cuncun

Berlanjut ke negeri Sakura. Bahwa cinta itu tak mengenal ruang dan waktu serta perbedaan, menyatukan perbedaan dan menutupi segala kekurangan. Hana seorang cewek yang tidak bisa bicara namun jenius dalam hal musik, khususnya biola membuat Haruka yang seorang putra dosen musik di tempatnya kuliah menjadi merasa tersaingi dengan adanya Hana. Makanya Haruka selalu bersikap kaku pada Hana, sedang Hana selalu berbaik hati karena di masa lalunya merasa Haruka pernah menolongnya.
Karena kejeniusannya, Hana mendapat beasiswa ke Amerika dan berpisah dengan Haruka. Sepeninggal Hana, Haruka yang selalu membenci Hana merasa ada yang hilang, ego Haruka yang membuatnya selalu menjauhi Hana.
Beberapa tahun kemudian Hana kembali ke Jepang dan telah menjadi seorang musisi yang hebat. Hana bertemu dengan Haruka yang sudah luluh hatinya. Mereka pun menjadi sepasang kekasih.
Di akhir-akhir bab novel ini makin menarik dan menguras emosi setelah di bagian awal terasa enggan untuk meneruskan membaca, namun rasa penasaran mengalahkan segalanya.

8.         MY EVERLASTING ACTOR, Amelia Kartikawati

Terbang ke Korea. Menuju dunia selebritis Korea. Seorang cewek yang dibesarkan di Amerika dengan tekadnya kembali ke Korea untuk menjadi seorang artis meskipun orang tuanya tidak setuju. Di Korea dia memulai debut berpasangan dengan idolanya seorang aktor senior yang banyak penggemar. Mereka pun kemudian menjadi sepasang kekasih, namun sang aktor menginginkan kekasihnya itu berhenti dari dunia keartisan. Dia menolak, lalu dengan cara apapun dia dijegal oleh aktor kekasihnya itu agar semua mimpinya menjadi aktris besar tidak terwujud. Beruntung, saingan kekasihnya kemudian “menolongnya”.
Namun bagaimanapun halangan mengancam, termasuk dari ibu kekasihnya. Namun perjalanan terus berlanjut. Ketika jalan mulai kembali terbuka, dia memilih jalan lain yang tak kalah terang bersama kekasihnya yang kemudian mundur dari dunia keartisan.
My Everlasting Actor tidak mengizinkan pembacanya untuk berhenti mengikuti konflik yang berliku. Memang tiap bab dari novel ini menyajikan konflik yang beragam yang membuat pembaca enggan untuk berhenti membaca sebelum tamat.

9.         CATATAN JEGEG, @kadekjegek

Meluncur ke Bali, menjelajahi kawasan wisata ini lengkap bersama kemacetan di Kuta dan budaya yang kecil yang tak kita ketahui sebelumnya, seperti kembang jepun/kamboja yang sering kita lihat diselipkan pada telinga warga Bali. Hal itu mengandung makna dalam seperti kesetiaan.
Dari @kadekjegek kita lebih mengenal makna hidup dari orang-orang Bali. Makna yang dalam dari hari raya Nyepi kita tahu dari yang mengalaminya langsung. Termasuk makna hemat dalam Nyepi, juga lebih dekat dengan keluarga.
Catatan-catatan @kadekjegek juga lebih dari sekedar itu, masih banyak hal lain yang menyentil kehidupan kita dalam buku ini.

10.     HEARTSEASE, Gyna Amanda Putri

Menjadi dokter itu tak selalu seindah yang dibayangkan banyak pihak selama ini. Calon dokter yang digembleng di rumah sakit merasakan bagaimana rumitnya. Apalagi kalau awalnya tidak 100% bercita-cita menjadi dokter.
Diimbangi dengan kisah-kisah cinta anak manusia, calon dokter ini menemukan harapan lain dari jiwanya yang seorang dokter.
Meski dikemas sebagai novel teenlit, Heartsease terasa lebih berat dari teenlit yang lain, perlu membaca ulang untuk memahami maksud yang ada di dalamnya. Dibutuhkan waktu yang lebih banyak untuk membaca novel ini agar di endingnya yang menarik itu terasa lebih bisa kita genggam.

11.     KISAH-KISAH PEMBANTAIAN KEJAM PEPERANGAN DUNIA, A. Yusrianto Elga

Ternyata banyak kisah-kisah pembantaian yang menjadi sejarah kelam dan menjadikan dunia seperti saat ini. Kisah-kisah yang banyak dipublikasikan dan beberapa diantaranya belum pernah dipublikasikan. Kisah dari Hitler yang “menarik” karena membantai orang-orang yahudi. Juga makhluk-makhluk penjajah yang tak punya tanah, Israel yang membunuh banyak warga-warga pemilik tanah, Palestina cukup membuat emosi naik, atas nama kemanusiaan, bukan hanya muslim yang dibantai beberapa penganut agama lain juga menjadi sasaran teroris super bebal ini.
Kisah Troy yang filmnya sungguh mengagumkan juga tersaji di sini. Kisah cinta Paris dan Helen melahirkan perang besar dan banyak korban tewas. Di Indonesia, kisah perang antar suku Dayak vs Madura juga bisa kita kuak di buku ini, demikian juga dengan penjajah Belanda yang banyak membantai orang-orang china di Indonesia pada waktu itu. Korban pun dibuang ke sungai Angke yang membuat ari sungai menjadi merah darah.
Tak bisa dipungkiri, betapapun sejarah kelam ditutupi, waktu juga yang akan membukanya, seperi pemalsuan Surat Perintah Sebelas Maret yang terkuak bahwa itu akal-akalan Soeharto dibuka pada masa reformasi.

12.     KISAH SUKSESNYA SEORANG PENGEMIS, Feni Sudilarsih

Seorang pengemis di depan ATM kedatangan seorang pengusaha pelit yang akan masuk ATM. Pengusaha itu memberi pengemis seribu rupiah, kemudian berlalu, setelah sampai di mobil BMWnya dia kembali pada si pengemis dan mengambil gelas si pengemis sambil berkata bahwa pengemis itu juga pengusaha. Padahal gelas itu bagi pengusaha sebagai ganti uang seribu rupiah yang telah diberikannya.
8 tahun berselang, pengusaha itu dalam kesulitan keuangan, lalu tanpa diduga ada seorang yang datang ke kantornya dengan menawarkan bantuan seperti, bantuan itu sangat cukup untuk menghidupkan lagi perusahaannya. Dan pemberi bantuan itu adalah pengemis yang 8 tahun lalu dia ambil gelasnya.
Rupanya kata-kata “pengusaha” yang disematkan si pengusaha pada si pengemis waktu itu melecutkan semangat untuk berubah lebih baik. Dan hasilnya pengemis itu telah sukses saat ini.
Kisah-kisah islami yang inspiratif lain juga masih banyak tersaji dalam buku ini yang meski tidak semuanya kisah/cerita, tapi cukup baik untuk menambah ilmu dan wawasan agar kita mampu menjalani hidup dengan lebih baik.

13.     KOMUNITAS-KOMUNITAS EKSTREM DI DUNIA, Sitiatava Rizema Putra

Buku ini menurutku tidak seekstrim judulnya karena tidak ada komunitas Parkour di dalamnya yang termasuk salah satu komunitas ekstrim. Meskipun begitu beberapa komunitas dalam buku ini juga perlu kita ketahui sebagai penambah wawasan kita. Seperti komunitas vespa gembel yang “tidak kenal malu”, juga dari dunia fashion ada komunitas punk dan harajuku.
Dalam dunia olahraga ada komunitas mountain bike, sktae board dan in line skate. Dari dunia roda dua, komunitas BMX, vespa gembel juga komunitas sepeda fixie dan onthel (aku tidak setuju dua komunitas terakhir ini dibilang ekstrim).
Meski tak seheboh judulnya, buku ini akan memperkaya wawasan dan pengetahuan kita tentang komunitas-komunitas di dunia.

Ketigabelas buku terbitan Divapress tersebut yang menemaniku dalam duduk, tidur, berdiri selama bulan November 2015 kemarin. Buku-buku tersebut adalah salah satu keuntungan lolos seleksi menjadi peserta#KampusFiksi. Dan Desember sudah berjalan ada beberapa buku yang telah kukhatamkan, sebagian masih dari Divapress.
Memang benar kata pepatah arab, buku adalah teman setia diwaktu duduk.