PERJUANGAN TAKKAN PERNAH SIA-SIA
Judul :
Lelaki Tua dan Laut
Jenis Buku :
Fiksi – Novel
Pengarang :
Ernest Hemingway
ISBN :
978-602-290-028-3
Tahun terbit :
Cetakan Pertama, Februari 2015
Tebal :
140 Halaman
Penerbit :
Serambi
Perjuangan hidup, bagaimanapun
beratnya dan bahkan terlihat sia-sia ternyata memiliki dampak yang tak akan
pernah bisa dikatakan kecil atau sia-sia.
Siapapun pelakunya, bahkan seorang yang sudah tua sekalipun, tidak ada kata
terlambat untuk mengawali sebuah hal meski seseorang sudah tidak muda lagi.
Sekecil apapun hal yang
diperjuangkan itu dan sesederhana apapun bagi seseorang, bisa jadi itu adalah
hal yang luar biasa yang membuat decak kagum banyak orang.
Perjuangan yang sederhana namun
tidak sia-sia dan membuat banyak orang terkagum seperti itu telah terangkai
dengan luar biasa oleh Ernest Hemingway dalam novel Lelaki Tua dan Laut.
Karenanya novel perjuangan sederhana ini layak mendapatkan nobel sastra.
Kisah berawal dari seorang nelayan
tua di Kuba yang sudah selama delapan puluh empat hari tidak pernah mendapatkan
ikan. Dia seakan hanya berteman dengan seorang anak kecil karena dia selalu
didatangi anak kecil di gubuknya yang sederhana, dan dia hanya berkomunikasi
dengan seorang anak kecil itu,
Pada hari selanjutnya dia tetap
berlayar di tengah lautan tanpa pernah merasa putus asa meski sudah selama
delapan puluh empat hari tidak mendapatkan ikan, tidak seperti nelayan lain di
sekitarnya. Sendirian dengan perahu kecilnya di lautan lepas, kadang merasa
kesepian dan membutuhkan anak kecil temannya.
Pada hari berikutnya umpan kail yang
dipasang mendapat hasil. Namun dia tidak kuat mengangkat kailnya, bersusah
payah dia melawan ikan yang terkait kail namun sia-sia, ikan tak dapat diangkat,
hanya mata kail terus tersangkut di mulut ikan. Dia mengalah, kail terus
ditarik ikan kemanapun ikan itu berenang. Kadang ikan itu menarik dan melompat
ke atas air, dan terlihat ternyata ikan itu sangat besar, lebih besar dari
perahunya. Ikan Marlin yang besar.
Lelaki tua tidak pernah menyerah,
meskipun terluka karena berjuang mendapatkan ikan itu, karena baginya luka
bukanlah sebuah masalah bagi seorang lelaki.
Lelaki tua terus berusaha
mendapatkan itkan itu, menunggu hingga ikan lelah dan di saat kelelahan ikan
itu, saatnya dia beraksi menarik ikan ke dekat perahu. Menghabiskan hari dan
malam, apa yang dinantikannya terwujud, ikan itu kelelahan dan lelaki tua
perlahan dapat menarik ikan merapat ke perahunya. Namun ternyata ikan itu masih
punya tenaga, hingga lelaki tua kewalahan.
Lelaki tua itu tidak berpikir lebih
lagi untuk mengalahkan ikan, dia menusukkan seruit pada tubuh ikan dan ikan itu
menyerah. Lelaki tua mengikatkan tubuh ikan di perahunya. Karena tidak bisa
dimasukkan ke perahu, jadi tubuh ikan tetap terikat di samping perahu dan
berlayar kembali ke rumah.
Masalah belum selesai karena darah
ikan bekas tusukan seruit itu mengundang seekor hiu untuk mendekat. Tentu saja
lelaki tua itu berusaha keras agar ikan tangkapannya tidak direbut oleh hiu,
seruit dia tusukkan keras ke kepala hiu, namun seruit itu patah tertinggal di
kepala hiu. Dia berhasil mengalahkan seekor hiu, tetapi sedikit tubuh ikan
tangkapannya telah terkoyak.
Setelah itu dia sadar bahwa hiu yang
lain bisa jadi sedang bergerak mengejar ikan tangkapannya. Tidak salah, tak
lama setelahnya ikan-ikan hiu berebutan mengoyak ikan yang ditangkap, dengan
tenaga yang tersisa dan tanpa senjatanya yaitu seruit, dia terus berusaha
menghalau hiu-hiu itu. Hanya ada dayung di sana, dan dipakailah dayung itu
dengan cara memukulkan pada tubuh-tubuh hiu. Perlahan, usahanya berhasil
sebelum dia sampai ke tepian.
Malam hari dia sampai di pantai
dekat rumahnya dengan tubuh yang sangat lelah. Dia langsung menuju rumah dan
seketika tertidur di ranjang yang sederhana.
Pagi hari riuh di pantai orang-orang
membicarakan betapa besar ikan yang terikat di perahu orang tua itu. Gerangan
ikan apa yang ditangkap lelaki tua itu? Ikan yang jika masih utuh pasti sangat
besar, lebih besar dari tangkapan mereka selama ini. Namun ikan hasil tangkapan
lelaki tua yang masih terikat di perahunya hanya tinggal kepala dan
tulang-tulangnya saja, karena telah dihabiskan oleh hiu.
Disaat orang-orang dan para
pendatang sibuk berdecak kagum dengan hasil tangkapan dan perjuangannya
menghalau hiu, lelaki tua itu masih tertidur di rumahnya. Teman kecilnya
membuatkan minuman hangat.
Novel dengan halaman hanya berkisar
seratusan lembar ini telah membuat banyak orang pembaca berdecak kagum dengan
gaya kepenulisan Hemingway.
Lelaki tua dan laut telah banyak
difilmkan dan telah banyak memberi inspirasi banyak orang bahwa perjuangan itu,
bagaimanapun bentuknya adalah sebuah nilai lebih dalam hidup. Karena seperti
yang dituliskan Hemingway bahwa manusia memang bisa dihancurkan, namun manusia
tidak pernah bisa ditaklukkan.
Novel yang berhasil mendapat hadiah
Pulitzer pada tahun 1953 untuk kategori fiksi dan Award of Merit Medal for
Novel dari American Academy of Letters ini yang menjadikan Ernest Hemingway
mendapatkan Nobel sastra.
Telah diuraikan bahwa perjuangan
yang pantang menyerah dalam mencapai tujuan telah membuat banya pembaca belajar
bahwa ketabahan, kegigihan dan kesabaran dalam menghadapi ujian dalam hidup
tidak pernah menjadi sia-sia.
Penulis Resensi
: Danang Febriansyah