Monday, August 3, 2015

DI BALIK PENULISAN #LOT & PURPLE HOLE



Ditulis Oleh : Arista Devi

Ketika Bunda Reni TerataiAir bertanya apa pengalaman seru dalam menulis naskah Purple Hole, saya pingin jawab lengkap gitu, sayangnya jawabannya kata Bunda cukup separagraf aja. Hihi 


Ingat banget pengalaman pertama kali tahu ajang#Intuisi2 dibuka, saya agak kebingungan gitu mesti nulis bareng siapa. Karena salah satu syaratnya: peserta adalah grup (penulis yang telah mengikuti ajang #Intuisi1) yang harus beranggotakan 3 atau 5 orang. Sempat terpikir nanya ke beberapa orang yang dirasa cocok tapi ternyata mereka ada yang jawabnya udah punya grup dan ada juga yang ternyata nggak ikut ajang Intuisi 1 pffft 
Akhirnya setelah saya komen di postingan yang membantu perjodohan untuk membentuk grup, saya mendapatkan jumlah 5 orang (Danang FebriansyahFishy Here Noviana Kusuma, noname). Yang kesemuanya sebelumnya kurang saling mengenal (atau mungkin saya saja yang memang belum kenal akrab dengan mereka hihi). 
Selanjutnya lima orang asing berbagi ide untuk menentukan mau nulis apa, tapi namanya juga orang asing salah satu dari kami berlima pun akhirnya mengundurkan diri karena merasa idenya tidak/belum sejalan dengan kami. Alhasil kami kelabakan mencari satu orang lagi dan menemukan Hana Matsura Ratna
Apa kemudian kami langsung bisa menulis? Belum. Bahkan menjelang DL pertama, kami belum menulis apa-apa. 

"Giamana ini Mbak? udah hampir DL loh." 

"Sabar, intuisi saya mengatakan Dl bakalan diundur." 

"Semoga saja." 

Hihi maaf ya Bunda Erin, karena kami pernah berharap Dl diundur #plak Setelah benar-benar ada pengumuman Dl kedua, kami baru mulai mengeksekusi ide bersama, membuat sinopsis dan membagi tugas. Masing-masing dari kami mendapatkan tugas menulis dari satu sudut pandang salah satu tokoh dalam #PurpleHole dengan garis utama cerita yang bersinggungan pada satu peristiwa. Oke semua fokus pada tugas masing-masing hingga kami sedari salah satu dari kami menghilang. Ternyata Mas Danang mengaku kesulitan karena dia ( satu-satunya penulis cowok di antara kami berlima) yang kebagian menulis dari sudut pandang seorang ibu. Makanya Mas Danang harus ngilang dan belajar jadi ibu dulu katanya hahaha. 

Setelah naskah terkumpul dan diedit, apakah Purple Hole bisa lancar jalannya? Nggak. Bahkan pada detik-detik Dl kedua saya sempat panik karena modem saya tidak ada sinyal untuk mengirim naskah, beruntungnya ada adek saya Rury Darma yang rela melepas memorycard nya untuk modem laptop saya. Send. Naskah terkirim dan alhamdulillah setelah cukup lama menunggu pengumuman ternyata naskah lolos. 
Mendapatkan kabar naskah lolos bukan berarti perjuangan berakhir, masih ada tahap editing dan perubahan naskah jika diperlukan. Lagi-lagi ketika pada detik-detik pengiriman ulang naskah setelah diminta mengubah beberapa hal sehubungan dengan isi cerita, saya kehilangan sinyal lagi. Hiks 
Tapi lagi-lagi bantuan datang, Purple Hole terkirim atas bantuan musuh saya Tara Pangestu eh? yang rela datang jauh-jauh untuk mengambil flashdisc yang berisi naskah kami. 

No comments: