Sunday, November 29, 2015

SISI ROMANTISKU DITAGIH GADIS BULAN SABIT



Sejak sebulan yang lalu, gadis bulan sabitku meminta cokelat.
"Tidak, kalau itu berhubungan dengan hari plentin (valentine, maksudku)," Jawabku agak ketus. Aku memang gak suka kasih sayang diungkapkan di hari valentine, kata orang, bagiku valentine tak ubahnya sampah.
"Nggak, nggak ada hubungannya dengan itu," Katanya merajuk, meluluhkan hatiku seketika. Senyumnya membuatku sibuk dengan cintaku padanya.
Maka aku berjanji akan memberinya, berjanji juga dalam hati akan membelikannya dan meletakkan di tangan lembutnya suatu saat agar bisa memberi kejutan yang semoga indah baginya. Maka aku tak memberinya saat itu juga, tapi suatu saat ketika dia sudah lupa dengan permintaannya.
Tapi beberapa hari lalu dia menyindir lagi dengan mengucapkan kata cokelat ketika melihati iklan di TV, aku tersenyum, "pasti, sayang. Pasti," ungkapku dalam hati yang tertuang melalui senyuman. Di sini aku sadar, bahwa sisi keromantisanku mungkin hilang atau mungkin terbagi sejak hadirnya buah hati kami hampir tiga tahun silam, meski aku tak sadar dengan itu tapi mungkin dalam pandangan gadis bulan sabitku, dia merasa kehilangan masa pacaran kita setelah menikah dulu. Ya, pacaran kami memang setelah nikah (masbuloh?). Kami menikmati sekali masa pacaran kami, bahkan teman-teman kerjanya mungkin ingin seperti keromantisan kami bersama pasangannya masing-masing. Dan sindiran paling telak adalah ketika dia membeli sendiri cokelat yang diinginkannya ketika aku belum berniat memberinya, dan dia memberi beberapa suapan cokelat yang dibelinya padaku, saat itu janjiku semakin dan semakin harus diwujudkan, demi dia.
Istriku meminta cokelat, Gadis Bulan Sabitku memohon cokelat
Cokelat kesukaannya, cokelat biasa tanpa topping apa-apa, cokelat dalam iklan TV yang original, bukan ditambah rasa yang lain. Dan aku pasti membelikannya, mungkin hari ini atau lusa, aku tak tahu.
Tapi karena keromantisanku yang ditagih gadis bulan sabitku ini, maka adrenalin menulisku kembali tumbuh setelah sekian lama mengalami erosi. Makanya aku kembali belajar tentang kepenulisan dan melatih menulis lagi, bahkan membuat buku, meski self publishing.
Karenanya aku akan memberikannya cokelat, mungkin sebagai ungkapan sayang, cinta, pengertian dan ungkapan terima kasih.
Karena cintaku padanya sederhana, meski kecil tapi akan terus tumbuh meneduhi hidup kami...

No comments: