Sunday, November 29, 2015

MENULIS ADALAH HASRATKU

Ya, menulis sejak tahun 1997 ketika saya masih sangat remaja sekali, ketika orang lain menyebut masa SMA adalah sebagai masa yang indah karena dapat bebas meluapkan masa remajanya, yang kebanyakan dilepaskan dengan lepas kendali. Tapi saya tidak bisa, saya menjalani masa SMA di sebuah pesantren dengan pengawasan yang ketat dan disiplin yang tinggi, jadi apa yang harus kuluapkan? Apalagi dengan lepas kendali?
Maka saya menulis. Pertama saya menulis adalah resensi film yang pernah saya tonton, menulis dengan buku tulis dan pulpen. Tulisan keduaku adalah novel, saat itu sedang booming novel dan film laga. Dan akupun menulis tanpa bantuan komputer, hanya buku tulis dan pulpen aku mulai novel pertamaku dengan tema laga, dengan jagoan bersenjata golok.
Tulisan keduaku masih berupa novel, kali ini bersetting padang pasir, mungkin di Afrika atau Timur Tengah. Kisahnya tentang rombongan Antropolog yang menjelajahi padang pasir untuk sebuah penelitian. Dan  karena suatu sebab, rombongan ilmuwan itu tersesat karena kendaraan yang ditumpanginya mengalami kecelakaan. Satu persatu para ilmuwan itu tak dapat bertahan di ganasnya padang pasir dan meninggal di situ. Dan menyisakan satu orang ilmuwan yang masih berusaha bertahan hidup di padang pasir dengan segala keterbatasannya. Hingga beberapa minggu kemudian ada kecelakaan pesawat kecil yang jatuh di padang pasir itu. Ada korban selamat dan akhirnya berteman dengan ilmuwan itu. Endingnya mereka berdua diselamatkan oleh sebuah pencarian. Yang aku merasa suka dengan novel ini, ternyata setelahnya ada film yang ceritanya mirip dengan novel keduaku itu dan filme itu mendapatkan piala Oscar.
Tulisan ketiga masih berupa novel dengan buku tulis. Bercerita tentang sekawanan anak SMP yang berkemah di alas roban, kemudian tanpa sengaja mendapati sebuah rumah di tengah hutan yang dijadikan markas oleh para gembong narkoba. Sekawanan anak SMP itu berusaha membongkar pelanggaran hukum para gembong narkoba itu dan rela berkorban apapu, disekap oleh mereka. Sampai akhirnya salah seorang remaja itu bisa keluar hutan dan melaporkan apa yang dilihat kepada polisi. Kemudian sekawanan anak SMP ini menyatakan diri sebagai kelompok detektif kecil.
Tulisan keempat adalah sekuel dari detektif cilik. Karena jasanya membongkar gembong narkoba, mereka mendapat beasiswa sekolah ke Australia. Di sana mereka juga membongkar kasus pembunuhan yang sangat berbelit-belit. Tapi novel ini tidak selesai...
Yang menjadi penyesalan adalah saya kehilangan semua tulisan-tulisan pertama saya itu.
Tulisan kelima berupa novel berjudul Hidup. Tulisan ini yang pertama kali dipublikasikan. Cerpen ini dimuat di buletin Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta “Ayyada.”
            Tahun 2000 aku mulai menulis beberapa cerpen dan tahun 2004 aku mengikuti kursus jurnalistik jarak jauh di LPWI (Lembaga Pendidikan Wartawan Indonesia) Ummul Quro, Purwodadi. Saya lulus dan mendapat kesempatan magang sebagai wartawan di sebuah koran mingguan di Jawa Timur. Saya dibekali ID Card Pers yang berlaku selama enam bulan. Tapi kesempatan magang itu tidak saya ambil mengingat jarak yang jauh dari tempat tinggal saya.
            Sayapun masih aktif dengan tulisan cerpen-cerpen, kemudian awal tahun 2005 saya bergabung dengan FLP (Forum Lingkar Pena) Soloraya dengan mengikuti pelatihan yang diadakan FLP, saya mengambil kelas menulis Fiksi. Beberapa cerpen saya masuk nominasi untuk dibahas dalam forum bahas karya FLP. Sebuah kebanggaan...
            Agustus tahun 2006 Cerpen saya dimuat di Harian Solo Pos, bangga dan sangat bahagia sekali. Cerpen remaja yang mengangkat tema kebijakan Ujian Nasional yang dirasa tidak adil. Kurang lebih sebuan kemudian honor cerpen turun. Inilah yang saya maksud menikmati proses mengesampingkan hasil. Saya menikmati proses menulis saya tanpa bermimpi untuk apa tulisan saya.
            Sebulan kemudian cerpen kedua saya kembali dimuat di Solo Pos, cerpen berjudul Edan. Dan serasa gila juga karena dalam satu dua bulan sebagai penulis pemula dua cerpen masuk media massa.
            Kemudian tahun 2007, saya dihubungi ketua FLP Solo untuk mengirimkan beberapa cerpen saya untuk diikutkan dalam lomba menulis cerpen.
            Alhamdulillah, cerpen saya masuk 10 besar dan berhak dimuat dalam buku Antologi Cerpen 10 Cerpenis Jawa Tengah. Sesuatu tak terduga, sama tak terduganya ketika launching buku itu saya ditunjuk maju ke depan untuk membacakan cerpen saya. Karena saya tak menduga dan teramat sangat gugup, akhirnya saya meminta diwakilkan oleh salah seorang mentor saya di FLP, salah sata inspirator saya di FLP, seorang kartunis, cerpenis NasSirun Purwokartun atau biasa kami panggil Kang NasS.
            Setelah itu tidak tahu mengapa, saya vakum menulis, entah karena punya kesibukan lain, membantu orang tua di usaha percetakannya, masuk menjadi honorer sebagai staf Tata Usaha di sebuah SMP, atau karena yang lain? Entahlah, tapi masa vakum menulis itu yang tidak saya suka, tapi saya jalani.
            Dan 2013, saya kembali menulis. Saya mengirimkan tcerpen lama saya ke Majalah Serambi Al-Muayyad dan dimuat pada bulan Agustus 2013.
Tapi tulisan pertama saya setelah vakum sekian lama adalah terinspirasi dari istri dan anak perempuan kami yang masih dua tahun dengan seorang ibu pemulung dengan dua anak balitanya yang memulung dimalam hari. Yang mengais sampah di tempat sampah warga.. Pengalaman inspiratif ini saya tulis dalam sebuah cerpen berjudul “Lebaran Reri” yang dimuat di Majalah Hadila September 2013.
Kemudian saya mencoba mengumpulkan cerpen-cerpen saya juga satu novel saya untuk saya terbitkan sendiri, self publisher melalui www.nulisbuku.com.
Semoga Februari 2014 ini buku-buku saya itu bisa terbit. Sekarang saya kembali memulai menulis dan menikmati proses menulis novel saya.
Semoga bisa bermanfaat, selayaknya cahaya bulan sabit, tetap bercahaya meski tak purnama.

No comments: