Tuesday, December 16, 2014

AKU DAN SASTRA ALIT

www.sastraalit.com

Aku mendengar nama Sastra Alit belum lama, baru sekitar 3 bulan yang lalu, sekitar bulan September 2014. Komunitas sastra ini dikenalkan oleh seorang teman, Agus Yulianto yang sudah mengikuti kegiatan sastra ini. Suatu hari dia mengajakku untuk mengikuti diskusi sastra yang diadakan oleh Komunitas Sastra Alit. Pertama kali mendengar nama ini, dalam bayanganku adalah sebuah komunitas yang di sana berkumpul para gerilyawan sastra yang hebat. Seperti sebuah nama yang pernah saya kenal dalam Sastra Pawon, Joko Sumantri (Alm).
Kemudian, 17 Oktober 2014, hari Jum'at sore saya mengikuti acara temu sastra yang diadakan oleh Sastra Alit di Taman Balekambang, Surakarta bersama teman saya tersebut. Duduk lesehan di bawah pohon dengan hidangan sederhana dan melihat orang-orang yang bergelut di dunia sastra, semangat saya untuk menulis makin terpecik.
Di sana, saya hanya diam melihat, mendengar dan merasakan suasana di Sastra Alit yang ternyata cukup hangat ini. Anggota yang datang kurang lebih 10 orang dari berbagai usia, agama dan jenis kelamin. Saat itu, saya merasa inilah salah satu rumah saya. Mereka tak mempermasalahkan latar belakang anggota, mereka disatukan dalam sastra. Di sana karya tulisan semacam tali pengikat. Mereka memiliki loyalitas dalam sastra dan komunitasnya.
Dalam pertemuan itu, karya dari masing-masing anggota, dibahas, dibedah untuk kemudian diperbaiki. Saya baru tahu bahwa setiap pertemuan, harus membawa satu karya yang difotokopi rangkap 10 untuk dibahas di sana. Diskusinya pun sangat hidup dan santai, namun tetap ada nilai yang positif yang bisa diambil.
Di sana pula, saya tahu bahwa bayangan pertama saya tentang penggiat di Sastra Alit ini menemui kebenaran. Semua adalah penulis hebat yang sederhana. Mereka mementingkan karya. Ada Mas Yuditeha, cerpen dan puisinya sudah menjelajahi nusantara, Novelnya "Komodo Inside" merupakan juara di Grasindo dan sudah beredar di toko buku seluruh Indonesia. Mas Y. Agusta Akhir juga begitu, karyanya juga ada di media di seluruh Indonesia, Mas Gatot Prakoso, yang pertama saya kenal melalui karyanya di Buletin Pawon tahun 2007. Mbak May, Mbak Key, Mbak Erna, Mbak Lusy yang juga seorang guru dan barista yang sebuanya adalah ibu yang semangat dalam karya sastra. Mbak Risti, draft novelnya yang dibedah mendapat sambutan yang cukup baik. Juga yang lainnya, termasuk Agus Yulianto sendiri sudah sering merasakan karyanya dimuat di media massa.
Di Sastra Alit juga saya mendapatkan Buku Antologi Puisi "Mengemas Kenangan" Karya Mas Yuditeha dan Mbak Lusy Kristiana. Buku yang indah, maka saya mencobanya untuk menulis resensi untuk buku tersebut. Apresiasi dari penulis buku tersebut pada resensi saya sangat membanggakan, padahal itu saya baru belajar menulis resensi. Apresiasi itu membuat saya yakin bahwa saya bisa menulis resensi. Resensi itu akhirnya atas saran Mas Yuditeha saya kirim ke Solopos. Kini saya sedang menanti untuk dimuat. Saya kemudian dipercaya untuk menulis resensi novel Komodo Inside-nya Mas Yuditeha. 
Desember 2014 kemudiansaya merasa berpisah dengan Sastra Alit karena jadwal pertemuan yang berpindah hari Senin untuk bulan Desember 2014. Hari Senin sampai Rabu saya ada di luar Solo dan tak mungkin untuk datang karena jarak yang jauh. Ada yang hilang pada saat itu. Ada kerinduan yang tak terbalas. Namun semangat mereka terus tertanam pada jiwa menulis saya dan tak akan hilang.
Semoga saya bisa kembali bertemu dengan orang-orang hebat tersebut, penulis-penulis dahsyat di Sastra Alit. Karena mereka, saya makin bersemangat. Terim kasih.

No comments: